Cerita Hari Ini, 15 Januari

Respons: 0 komentar
Sore ini langit masih belum mau beranjak dari mendungnya, setelah hujan beberapa menit yang lalu mengguyur bumi Allah ini. Alhamdulillah, desaku aman dari banjir seberapapun lebat hujan turun. Harus disyukuri, karena di Ibukota sana ramai diberitakan banjir yang kembali menerjang, seperti tahun-tahun yang lalu. Pak Jokowi yang dahulu selalu dipuji mulai sedikit dicaci. Dicaci oleh rakyat yang kecewa karena banjir kembali datang, maupun oleh lawan politiknya. Yah, semoga ibukota negara kita tercinta segera menemukan solusi mengatasi banjir dan macet.

Di sore yang galau ini alhamdulillah ane masih bisa menyeruput segelas kopi. Menjadi pelepas dahaga setelah seharian menunaikan amanah. Perjalanan hari ini yang melelahkan dan . . . . . . menyenangkan, mungkin. Pagi subuh alhamdulillah bisa bangun tepat waktu, walaupun karena sedikit tragedi, tragedi tidur laki-laki. Tidak bisa diceritakan detailnya karena takut barangkali ada anak belum cukup usia membacanya. Hehe. 

Aktifitas pertama yang dikerjakan begitu mata terbuka adalah mengambil handuk, menuju tempat pemandian. Walaupun hari masih gelap dan dingin air masih begitu menusuk tulang, tapi apa daya? mau tidak mau harus mandi, biar kembali suci. Setelah kembali suci baru berani menuju masjid. Sesuat buanget bisa shubuh berjamaah setelah beberapa hari selalu bangun kesiangan, hihi. bahkan ada yang menyebut ane ini adalah bangsawan, bangsa sing tangine awan, Wkwk.

Ternyata bangun di awal hari dengan menunaikan shalat shubuh berjamaah dapat menjadi penyegar baik jasmani dan rohani, semangat aktifitas lebih tinggi dari biasanya. 
Selesai aktifitas pagi, mandi cuci dan lain sebagainya mulailah ane menunaikan kewajiban pekerjaan, bekerja sambil refreshing karena pekerjaan hari ini adalah mengunjungi beberapa kecamatan. Ku geber si merah menyusuri jalan, naik pegunungan melalui jalan beraspal baru, melewati hutan-hutan menuju sebuah desa bernama Pagentan. Akses jalan sudah mulai baik, tidak seperti dulu yang terlalu banyak lubang. Alhamdulillah, akses jalan kecamatan kebanyakan sudah diperbaiki, jadi perjalanan bisa lebih cepat dan nyaman. 

Selesai dari Pagentan kembali tancap gas menuju Pejawaran, Batur, Sumberejo, Wanayasa diakhiri ke tempat kelahiran kampung halaman tercinta Karangkobar Vilage. Bertemu orang tua dan merebahkan badan sejenak sebelum kembali ke tempat peraduan. Hampir dua jam pulas tidur di gubuk tercinta saatnya kembali ke Mbanjarnegara. Hujan menemani akhir perjalanan hari ini, seakan menghapus debu jalan yang menempel dan membuat kumuh tubuh ini. Semoga aktifitas hari ini berkah dan bermanfaat, insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fitran Zain

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog