"aku iri berada di tengah-tengah kesuksesan kawan-kawanku"
Begitulah nada sinis yang tiba-tiba muncul di benak pagi ini, hari yang
begitu mendung, gelap tak seperti biasanya. Kebiruan langit hanya
terlihat sedikit, kalah oleh dominasi awan putih yang sedikit menghitam.
Aku tak tau dengan langit sebelah barat sana, pandanganku tertutup oleh
ruang, sehingga hanya bisa melihat sebagian langit timur, itupun masih
tertutup dengan pohon beringin ratusan tahun yang berdiri kokoh
didepanku. Ah, entahlah, tak peduli dengan matahari yang masih enggan
menembuskan sinarnya ke bumi ini.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, tersadar ternyata
tumpukan pekerjaan sudah menanti. Ya, kesibukan sehari-hari menjadi staf
administrasi, bahasa kerennya, padahal aslinya karyawan serbaguna. hehe,
masa bodoh, yang penting aku bisa berkarya disini, mendapatkan rejeki
darinya, walau tak seberapa namun syukur Alhamdulillah bisa untuk
mencukupi biaya kuliahku sendiri. Tak boleh mengeluh karena aku lebih
beruntung dari kawan-kawanku yang masih suka menjadi pengangguran. Entah
karena tidak dapat pekerjaan atau malas mencari kerja. Hmm, hiburan
tersendiri jika aku membandingkan diri dengan mereka, tidak bermaksud
untuk sombong, namun untuk lebih mensyukuri karunia ternyata aku bisa
berbuat lebih dari mereka, aku bersyukur karena itu.
Namun, lamunan itu tidak boleh berlangsung terlalu lama, dan memang
akhirnya pecah ketika pagi ini aku mendatangi counter pulsa kawanku,
karena pulsa di HP ku memang sudah kosong. Kekaguman selalu hadir jika
berada di ruangan ini. Kekaguman atas ketekunan temanku pemilik konter
ini. Dia dibilang lumayan sukses. Memulai usahanya belum ada dua tahun,
mungkin. Tapi perkembangannya luar biasa. Acung jempol untuk
perjuangannya, salut!!
Dibalik kekagumanku itu, tak jarang hati ini merasa iri. Aku memulai
karir lebih dulu daripadanya, tapi dia sekarang yang lebih maju. Ada
goresan kecil menancap di hati ketika ia menceritakan kesuksesannya itu
di depanku. Namun, goresan-goresan itu ternyata menjadi bahan bakar
tersendiri untuk menumbuhkan motifasiku. Berawal dari ke-iri-an itu kini
ku mulai hari ini dengan semangat lebih, karena aku juga ingin meraih
kesuksesan seperti itu, dan aku tidak mau terus menjadi pendengar dari
cerita-cerita bahagianya.
Bolehlah matahari belum mau menunjukkan sinarnya pagi ini, namun
ke-iri-an yang aku dapatkan pagi ini sudah cukup memberi sinar penerang
penunjuk jalanku hari ini. Ketika jari ini mulai menari, itu artinya
perubahan siap dijalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar