Short Traveling. Hari ber-Muhammadiyah di Stadion Manahan

Respons: 0 komentar
Jam dinding malam ini tepat menunjukkan pukul 21.00 Waktu Indonesia bagian Banjarnegara. Badan masih terasa wangi dan segar namun sedikit mulai gerah lagi karena hawa yang lumayan panas. 
Lelah perjalanan hari ini sedikit mulai sirna. Beberapa hari disibukkan dengan berjibun aktifitas kini mencapai puncaknya. Acara Tabligh Akbar Hari ber-Muhammadiyah Jawa Tengah telah usai terlaksana. 

Ini pekerjaan namun ku lebih suka menganggapnya perjuangan. Perjuangan mengerahkan masa berbondong-bondong menghadiri Tabligh Akbar di Stadion Manahan Surakarta. Sekitar kurang lebih 130 kendaraan yang terdaftar berangkat satu demi satu mulai hari Senin kemarin. Jam keberangkatan sengaja dibuat tidak bersamaan guna mengurai kemacetan. Ada yang berangkat jam 21.00, bahkan ada yang dini hari baru berangkat. Termasuk rombonganku. 


Pukul satu dinihari dua bus meluncur meninggalkan Banjarnegara. Dapat dua jatah kursi merupakan rezeki tersendiri buatku, lumayan belum sempat ku beristirahat hari ini. Setidaknya tak perlu repot-repot rebutan kursi dengan menghalalkan carapun aku sudah bisa dapat dua kok. Tapi ada saja yang hari gini masih repot-repot rebutan kursi ke senayan. Cape deeh. Gabung kemari saja pak, masih ada kursi kosong.

Pukul lima shubuh bus merapat ke posko transit di Boyolali. Tempat yang memang sudah disiapkan oleh panitia untuk rombongan yang ingin sejenak beristirahat. Bergegas kami laksanakan shalat shubuh dan bersih diri secukupnya, kemudian istirahat sejenak dengan menyeruput teh hangat yang sudah disediakan oleh panitia di masjid itu. Dengan menyantap jagung rebus hangat sebagai pengganjal perut.

Setelah cukup beristirahat perjalanan dilanjutkan. Kurang dari satu jam sudah tiba di komplek Stadion manahan. Suasana pagi di komplek Stadion yang sudah mulai ramai. Baik oleh pejalan kaki yang akan memasuki lokasi maupun kendaraan-kendaraan yang mencari posisi parkir yang strategis dan dekat dengan pintu masuk. Alhamdulillah, rombongan kami dapat tempat parkir yang tidak jauh dari Stadion. Jadi tidak perlu terlalu jauh berjalan. 

Hal pertama yang dilakukan begitu turun dari bus adalah menelpon sahabat yang sudah kami mintai tolong untuk pesan katering sarapan pagi. Tak lama menunggu sarapan pun datang. Khawatir Stadion keburu penuh kami pun sarapan di dalam Stadion setelah mendapatkan lokasi yang masih agak sepi. Tepat waktu, karena tidak lama berselang tribun telah terisi penuh bahkan banyak yang rela berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Antusiasme warga Muhammadiyah se Jawa Tengah hari itu memang luar biasa. Kapasitas Stadion Manahan Solo tidak mampu menampung jamaah yang hadir dari 35 Kabupaten/Kota se Jateng. Alhasil, harus ada yang rela berada di luar Stadion karena sudah tidak bisa masuk.

Waktu yang beranjak semakin siang dan matahari semakin meninggi awalnya seperti tidak meruntuhkan semangat jamaah. Namun karena acara yang tak kunjung dimulai karena menunggu kedatangan ketua umum PP Muhammadiyah, Bapak Din Syamsudin dan Gubenur Jateng, Bapak Ganjar Pranowo membuat satu persatu peserta mulai menyerah. Tak mampu menahan panas ada yang memutuskan keluar dari stadion. Hingga tiba pada acara inti, yaitu kajian umum oleh Din Syamsudin, tribun-tribun sudah mulai sepi karena memang cuaca panas yang tak tertahankan.

Dibalik segala hal yang terjadi, kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan kegiatan hari bermuhammadiyah ini ada beberapa pelajaran yang bisa di ambil. Semangat untuk berjuang untuk Islam melalui Muhammadiyah yang luar biasa ini harus senantiasa ditingkatkan. Banyak orang tua yang begitu semangat, dari desa rela berpanas-panasan menuju manahan, apalah yang mampu menggerakan hal itu kecuali semangat perjuangan? mengharap ridho Allah semata. Giliran kita yang muda!

Dalam lelah ku bercerita....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fitran Zain

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog