Untuk apa hidupku?

Respons: 0 komentar
Manusia lahir ke dunia dari rahim ibunya menangis, tak berdaya, di adzani oleh ayahnya, dimandikan, kemudian berada dalam dekap hangat sang ibu. Seiring berjalannya waktu kita tumbuh, bisa tertawa, bisa merangkak, berdiri, kemudian mulut ini perlahan mulai bisa mengucapkan sepatah dua kata, sampai akhirnya lancarlah kita berbicara. Semakin bertambah usia kita diperkenalkan dengan bangku sekolah, TK, SD, SMP, SMA, sampai dengan ke perguruan tinggi. Melalui masa puber kedewasaan semakin terlihat. Ketertarikan terhadap lawan jenis, pencarian jati diri, rasa tanggung jawab diri akan kehidupan mulai tumbuh. Menikah, mencari nafkah, mencari jabatan, sukses dengan segala pangkat yang tersemat. Popularitas yang tinggi, kehidupan yang tercukupi, mempunyai anak. Hingga usia semakin bertambah kita pun menjadi tua, renta, hilang segala kejayaan dan semangat muda yang dulu menggelora. Anak-anak yang semakin dewasa, cucu-cucu yang lucu meramaikan kehidupan, hingga akhirnya, mati.


Itulah siklus kehidupan manusia. Apapun yang terjadi, whatever we will do, pada akhirnya ajal yang akan kita temui. Pada akhirnya, ruang sempit, press body yang akan menjadi kediaman kita selamanya. Lalu, untuk apa gerangankah kehidupan ini kita jalani? Ya, seyogyanya kehidupan ini merupakan ladang kita mengumpulkan segala amalan guna perbekalan kita kelak menyendiri di ruang hampa, rumah bawah tanah yang kekal. 
Semua tahu itu, namun aplikasinya? entahlah, kesilauan mata terhadap gelimang kehidupan dunia seakan membutakan. Pangkat dan derajat sosial membuat lupa, lupa sebenarnya diri ini tercipta dari setetes air yang hina, lupa jika raga ini adalah tanah yang kembali akan menjadi tanah.

Kepada Allah-lah kembali semua makhluk. Bagi-Nya, manusia yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa. Bukan yang banyak hartanya, bukan yang tinggi pangkatnya.

"Kita, manusia ini, hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraankah?" (KH. A. Dahlan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fitran Zain

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog