Harusnya ke Curug Giritirta, bukan Penaraban

Respons: 0 komentar
Menjadi pembicara dalam sebuah acara adalah sarana melatih diri yang memang sudah menjadi rutinitasku. Seperti yang ane laksanakan kemarin, mengisi sebuah acara bernama Up Grading, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Latihan Dasar Kepemimpinan bagi teman-teman Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sarwodadi, sekolah yang terletak di sebuah pedesaan yang cukup asri dengan pesona alam yang indah karena di desa itu banyak terdapat curug (air terjun) yang menjadi objek wisata daerah.

Acara yang berjalan dengan cukup lancar sebagaimana yang telah direncanakan. Hanya ada sedikit accident yang ingin ane ceritakan. Dalam sela-sela acara itu ada satu agenda outbond yang dilaksanakan di salah satu curug di Desa Giritirta. Perjalanan menuju lokasi harus ditempuh dengan kendaraan karena lokasi yang agak jauh. 


Karena saking sibuknya ngurus keperluan yang akan dibawa ke lokasi tak sadar ane dan salah satu teman sudah ketinggalan rombongan. Karena akan ada acara yang memang penting untuk dihadiri maka kami berdua memutuskan berangkat nyusul kawan-kawan menggunakan sepeda motor walaupun sebenarnya kami gak yakin tahu lokasinya. Tapi kata temen ane dia tahu karena pernah datang ke salah satu curug di desa ini. Berbekal nekat akhirnya kami berangkat. Awalnya perjalanan cukup mudah, namun akhirnya kami sampai pada jalanan yanng cukup berat untuk dilalui. Walaupun jalan cukup luas untuk dilalui sepeda motor, namun jalan yang menanjak dan dipenuhi dengan bebatuan yang besar-besar membuat kami kesulitan. Kamipun tidak berani berboncengan dan salah satu harus berjalan kaki. 

Setelah hampir 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor, kami sampai di ujung jalan dimana motor sudah tidak bisa lewat. Perjalanan selanjutnya harus dilalui dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak. Memasuki jalan setapak kami mulai ragu karena disitu tidak ada bekas kaki manusia. Dan yang meragukan lagi, medan begitu berat, harus menembus semak belukar dan disamping kiri adalah jurang yang tertutup ilalang. Kami tidak yakin teman-teman kami yang masih begitu kecil itu melintasi medan yang cukup terjal ini. Ditengah perjalanan kami harus menyeberangi sungai kecil di tepian air terjun. Terpeleset sedikit dipastikan akan jatuh ke air terjun itu.

Di tengah-tengah keraguan yang bergelayut kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan karena sudah menempuh separuh perjalanan lebih dengan medan yang begitu berat. Sayang jika harus kembali tanpa hasil. 

Perjalanan tidak sia-sia karena kami sampai juga ke sebuah air terjun yang begitu indahnya. Namun kami hanya terbengong menatap satu sama lain karena di air terjun itu begitu sunyi senyap hanya ada suara-suara binatang hutan. Itu artinya,,, kami salah tujuan...!!! Dan yang lebih tragis, tidak ada sarana dokumentasi untuk mengabadikan moment tersesat ini, karena ponsel kami berdua mati.

Sejenak menggeletakkan diri di tepi sungai melepas lelah dan kecewa dan kenyataan bahwa kami harus kembali menembus hutan untuk pulang kembali ke tempat semula. Perjalanan yang begitu melelahkan, harusnya kita ke curug Giritirta, bukan ke curug Penaraban. Maklum, di desa itu banyak sekali pesona alam air terjun yang masih alami belum banyak terjamah oleh manusia. Tempat itu bernama Giritirta, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fitran Zain

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog