Potret Ujian Nasional Indonesia

Respons: 0 komentar
Ujian Nasional tahun 2014 untuk SLTA resmi dimulai hari ini hingga tiga hari kedepan. UN yang konon katanya bertujuan untuk mengukur standar mutu pendidikan di Indonesia. Beberapa pihak terkait larut dalam pelaksanaan UN.

Dibalik euforia pelaksanaan Ujian Nasional yang penulis amati di beberapa tempat muncul sebersit pertanyaan, apakah betul Ujian Nasional dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur mutu pendidikan di Negara tercinta ini? Pertanyaan yang muncul karena dalam pelaksanaannya muncul beberapa kasus yang kami kira itu adalah sebuah kecurangan. Mungkin tidak begitu menjadi kegusaran yang besar jika kecurangan dilakukan oleh siswa, walaupun tetap itu bukanlah hal yang baik. Namun, sudah dua tahun terakhir pelaksanaan ujian nasional, tahun 2013 dan tahun 2014, ada fakta yang sangat menyedihkan bahwa beredar kunci jawaban soal yang katanya adalah Dokumen Rahasia Negara itu. Dan yang membuat tragis adalah kunci itu dibeli oleh pihak sekolah untuk kemudian dijual kembali kepada Siswa dengan harga yang bervariasi dan berbeda sekolah satu dan yang lain. Ada yang berharga 50 ribu sampai dengan 1 juta rupiah. Bahkan konon harga berbeda-beda sesuai dengan tingkat nilai yang diinginkan. Jika ingin nilai yang tinggi maka harga kunci lebih mahal. Sungguh tragis! Berita ini bukan sebuah bualan belaka karena info ini keluar dari mulut kepala sekolah terfavorit di sebuah kota XXX, dan yang bertugas untuk mendistribusikan (menjual) bocoran kunci jawaban adalah Bapak / Ibu Guru yang katanya mereka adalah seorang pendidik. Sangat miris!


Beginikah cerminan pendidikan Indonesia? Guru yang seharusnya memberi teladan dan mencerdaskan anak bangsa justru mengajari peserta didik untuk berbuat kecurangan. Oh, duhai engkau sang guru, apakah profesi yang kau jalankan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa hanya kau laksanakan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang semata? Hingga engkau rela ajarkan anak didikmu sebuah kecurangan? 

Jika sudah begini siapa yang dirugikan? Sekolah rela membeli kunci jawaban demi sebuah popularitas, untuk mencapai target lulus 100%. Karena jika banyak siswa yang tidak lulus maka popularitas dan pamor sekolah akan turun, dan otomatis sekolah itu tidak menjadi sekolah favorit dan tidak diminati oleh masyarakat. Lalu untukmu wahai generasi muda Indonesia, apa untungnya untuk engkau? tidak yakinkah engkau akan kemampuanmu mengerjakan Soal yang sudah kau pelajari selama 3 tahun? Jika engkau berhasil lulus dengan nilai yang sempurna lantas akan engkau apakan nilai itu? Yang akan menemani perjuangan hidupmu adalah ilmumu bukan nilaimu! percumah kau dapatkan nilai sempurna jika sesungguhnya engkau adalah orang yang bodoh dan tidak berilmu. Sadarlah engkau hanya dimanfaatkan oleh pihak sekolah yang picik yang tidak peduli dengan masa depanmu.

Pendidikan yang seharusnya sebagai sarana mencerdaskan anak bangsa nampaknya telah berubah fungsi. Dengan kecurangan-kecurangan yang terjadi bagaimana kita dapat mengukur tingkat pendidikan? Bagaimana anak-anak Indonesia menjadi cerdas? Lantas siapa yang harus bertanggung jawab? Tidak bisa hanya melempar kesalahan kepada salah satu pihak. Seluruh elemen bangsa harus berbenah dan bertindak nyata untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik. 

Pak Menteri yang terhormat, Bapak menjamin tidak akan ada kebocoran soal UN. Namun apakah Bapak pernah terjun langsung ke bawah melihat kondisi yang ada? Terkait dengan kunci jawaban yang beredar benar atau tidak tapi faktaya kunci gelap itu berhasil meluluskan siswa dengan nilai yang baik. Apakah itu kebetulan belaka? Wallohu a'lam.. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fitran Zain

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog