Cerita kepada Malam

Respons: 0 komentar
Mencurahkan isi hati melalui tulisan, teori lama yang sampai detik ini tidak mudah realisasinya. Baru saja membaca sebuah artikel di Kompasiana menghancurkan kemalasan sehingga memaksa jari ini untuk membuka dashboard blog, mencari-cari kata "entri baru" dan mulai menuliskan kata demi kata. Walaupun mata dan stamina yang kian redup akibat lelah hari ini. Tapi aku yakin bahwa kata demi kata ini akan terangkai menjadi bait-bait kalimat. Dan dari beberapa bait kalimat ku harap mampu membawa sedikit makna.

Otak yang mulai melambat bak komputer pentium empat pertanda lelah hari ini. Lelah hati akibat miskin motivasi. 

Tak elok kiranya mengeluh namun diri ini merasa butuh. Butuh ketenangan yang belum kunjung ku dapatkan. Mungkin inilah yang disebut kejenuhan. Jenuh akan aktivitas yang tak mampu diucapkan. Amat besar konsekuensi yang didapatkan jika tak mampu menahan. Alhasil, hanya mampu bertahan dengan sabar dan terus memompa motivasi diri. 


Puaskan untuk malam ini, berkeluh mesra dengan sunyi malam, ditemani dengan raungan kucing kawin yang sesekali hadir mengejutkan. Seolah tikuspun ingin menunjukkan eksistensinya dengan berkeliaran wara wiri di kolong kursi, tiada takut sama sekali. Mungkin engkau mengerti akan kegusaran diriku dan merasa iba, sehingga tanpa malu kau seolah mengintip diriku penuh tanya dari kolong lemari sana. Oh, tikus, apakah hanya engkau yang sudi mendengar keluhku? Namun jangan khawatir tikus, cuma malam ini, puaskan malam ini. Tak akan terbawa pada mimpi.

Malam, aku akhiri syahdu malam ini, tanggungjawab esok sudah menanti. Yang harus dilaksanakan dengan senyuman... 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fitran Zain

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog